Halaman

12/25/2013

PROPOSAL PENELITIAN



Hubungan kesibukan orang tua terhadap kepribadian  anak  di kota solo


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah metodologi penelitian 1
Dosen Pengampu: khuriyah S.Ag, M.Pd.

                                                                       Oleh:
Abdul haris firdaus                                  (113111003)

Fakultas Ilmu  Tarbiyah dan keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.
Anak adalah titipan dari Alloh yang di berikan kepada orang tua,yang sejatinya untuk di didik menjadi anak yang sholeh dan sholehah,dan dalam masa perkembangannya anak perlu di bimbing di awasi,mereka tidak sekedar membutuhkan materi yang cukup namun mereka juga membutuhkan perhatian, kasih sayang,dan juga pengawasan yang intensip agar dalam pembentukan kepribadiannya menjadi baik dan terkontrol.
            Namun Pada jaman sekarang ini berdalih untuk mencari uang atau harta  para orang tua lupa akan tanggung jawab mereka yaitu mendidik dan membimbing anak-anak mereka,mereka mempercayakan semuanya pada pembantunya untuk mengasuh dan merawat anak tersebut, mereka lupa bahwa anak-anak mereka memerlukan perhatian dan pengawasan dan tauladan dari orang tua yang itu tidak bisa di lakukan oleh pembantu-pembantu mereka,
Dan akibatnya karena anak selalu di layani oleh pembantunya anak menjadi manja dan tidak mau bekerja keras,anakpun juga menjadi nakal karana kurang adanya pengawasan dari orang tua, kurang sopan terhadap orang yang lebih tua darinya dan anak cenderung temperamen, suka mara apabila di peringatkan.
A.     Identifikasi masalah
1.      Anak menjadi manja dan tidak mau bekerja keras yaitu selalu mintak di layani dan di ambilkan oleh pembantunya
2.      Anak cenderung nakal berbuat sesuka hatinya karna kurangnya pengawasan dari orang tua
3.      Anak memiliki sifat  yang kurang baik,sombong dan angkuh terhadap temannya.
4.      Anak memilikai sikap yang tidak baik, kurang sopan terhadap orang yang lebih tua darinya
B.     Pembatasan masalah
Di Dalam suatu penelitian perlu adanya pembatasan masalah untuk menghindari kesalah fahaman di dalam memahami ,maka yang menjadi permasalah pokok dalam penulisan skripsi ini adala hubungan kesibukan orang tua terhadap kepribadian anak   di kota solo
C.    Rumusan masalah
berdasarkan masalah yang di temukan dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana  hubungan  orang tua dengan  anak di kota solo
2.      Bagaimana kepribadian anak di kota solo
3.      Apakah  kesibukan orang tua berhubungan dengan  kepribadian  anak di kota solo

D.    Tujuan penelitian
Tujuan  yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui hubungan orang tua terhadap kepribadian  anak di kota solo
2.      Untuk mengetahui kepribadian  anak  di kota solo
3.      Untuk mengetahui hubungan kesibukan orang tua terhadap kepribadian anak di kota solo
BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Kajian  teori
1.      Kesibukan  orang tua
a.       Penegrtian kesibukan

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kesibukan orang tua
2.      Kepribadian anak
a.       pengertian  kepribadian
Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personare, yang berarti mengeluarkan suara. Istilah ini di gunakan untuk menunjukkan suara dari percakapan seorang yang bermain sandiwara melalui topeng yang di pakainya. Pada mulanya istilah kepribadian adalah topeng yang di pakai oleh pemain sandiwara, di mana suara pemain itu di proyeksikan. Kemudian kata persona itu berarti pemain sandiwara itu sendiri.
Menurut sartain dalam psichology,understanding human behavior  istilah kepribadian yaitu suatu organisasi/susunan daripada sifat-sifat dan aspek-aspek tingkah laku lainnya yang saling berhubungan di dalam suatu individu.[1]   
Menurut marton prince (1924) personality is the sum total of all the biological innate dispasition, impulses, tendencies, appetities and instinct of the individual, and the acquired disposition and tandencies.di sini price melihat kepribadian sebagai penjumlahan dari aspek-aspek dan ciri kepribadian.[2]
b.      Aspek-aspek kepribadian
Kepribadian mengandung pengertian yang kompleks, ia terdiri dari  bermacam-macam aspek . Dan beberapa aspek itu adalah:
1.      Sifat
Yaitu sifat-sifat yang ada pada individu seperti antara lain:penekut,pemarah,suka bergaul,peramah,sombong, dan lain-lain.pendek katanya sisfat-sifat yang yang merupakan kecenderungan-kecenderungan umum pada seorang individu untuk menilai situasi-situasi dengan cara-cara tertentudan bertindak sesuai dengan penilaian itu.
2.      Sikap
Sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu rangsangan.suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang di hadapi.
3.      Watak
Watak adalah struktur batin manusia yang tampak pada kelakuan dan perbuatannya, yang tertentu dan tetap.ia adalah ciri khas dari pribadi orang yang bersangkutan.contohnya periang, gembira, optimis, pesimistis,tenang, agresif dan lain-lain.
4.      Temperamen
Temperamen adalah sifat-sifat yang sangat erat hubungannya denagankontitusi tubuh.yaitu keadaan jasmani seorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas baginyaseperti keadaan darah, pekerjaan kalenjar, pencernaan, pusat saraf, dan lain-lain.
Temperamen lebih merupakan pembawaan dan sangat terpengaruhi atau tergantung pada kontitusi tubuh.
c.       Faktor-faktor apa yang mempengaruh  kepribadian anak
d.      Bagaimana dampak kesibukan orang tua terhadap kepribadian anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kepribadian itu dapat di bagi menjadi berikut:
1.      Faktor biologis
Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau sering di sebut faktor fisiologis.
Keadaan jasmani ini bisa ada yang berasal dari keturuna maupun yangmerupakan pembawaan yang di bawa sejak lahir, dan itu memainkan peranan penting pada kepribadian seseorang.
2.      Faktor sosial dan keluarga
Yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi anak  dari manusia-manusia lain atau masyarakat  di sekitar anak yang bersangkutan. yang itu meliputi masyarakat, keluraga dan kebudayaan di sekitar lingkungan tempat tinggal.
sejak di lahirkan anak telah bergaul dengan orang-orang di sekitarnya, yang pertama adalah keluarga baik itu ayah,ibu saudara-saudaranya dan lainnya, dalam perkembangan ini peran keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian anak selanjutnya. yang di maksud dengan suasana keluaraga ialah bagaimana interaksi dan komunikasi  antara anggota-anggota keluarga, ada yang keluarga yang di liputi ketentraman,kemesraan atau permusuhan dan ketidak harmonisan,dan suasana keluarga tersebut juga mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
Yang kedua yaitu sosial atau orang-orang atau masyarakat di sekitar,bagaimana anak bergaul dengan dan berinteraksi dengan masyarakat di sekitarnya, apakah pergaulannya baik atau buruk itu juga dapat mempengaruhi kepribadian anak.[3]

B.     KERANGKA BERFIKIR
Kerangka pemikiran merupakan arah penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara permasalahan yang di rumuskan.kerangka pemikiran yang di gunankan sebagai titk tolak pembahasan maslah sebagia berikut:
Orang tua merupakan agen sosialisai utama,seorang anak menemukan orang tuanya sebagai orang yang pertama memeluk, membelai dan mengasihinya secara fisik.kasih sayang serta perhatian orang tua merupakan  pelajaran  pertama yang di perolehnya tentang aspek emosional den kepribadian dalam kehidupan.pelajaran selanjutnya seperti nilai norma,sikap dan prilaku dapat di perhatikan dan tanamkan orang tua terhadap anak-anaknya .
Maka peran orang tua terhadapa pembentukan kepribadian anak remaja sengat penting sekali disamping membimbing juga menjaga pergaulan anak agar tidak terjerumus terhadap pergaulan yang negatif

C.     HIPOTESIS(JIKA ADA)
Menurut asal usulnya, hipotesis berarti suatu kumpulan atau pendapat yang masih kurang (hypo=kurang dari, thesis= pendapat ).jadi simpulan itu belum final karna masih harus di buktikan.(drs,marzuki,2003:35).
      Menurut sutrisno hadi (2000:63),hipotesis adalah dugaan yang mingkin benar atau mungkin juga salah,dia akan di tolak jika salah satu palsu dan akan di terima jika fakta-fakta membenarkannya.adapun hipotesis yang di ajukan penulis dalam penelitian ini adalah:ada pengaruh kesibukan orang tua terhadap kepribadian anak anak remaja di kota solo.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan sebagai alat untuk memperoleh data yang obyek. penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan korelasional untuk mengetahui apakah ada hubungannya antara kesibukan orang tua dengan kepribadian anak di kota solo.

B.     TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1.      Tempat penelitian
Penelitian di laksanakan di kota solo, alasan di tetapkanya tempat in karena tempatnya setrategis dan mudah di jangkau karena tidak jauh dari tempat kediaman peneliti.
2.      Waktu penelitian
Waktu penelitian akan di laksanakan pada tanggal 18 juli 2013.
C.     POPULASI DAN SAMPEL
Populasi dan sample merupakan syarat mutlak dalam penelitian, karena hal tersebut berkududukan sebagai subyek yang akan diteliti.
1.      Populasi
Sasaran dari setiap kegiatan penelitian adalah untuk menemukan generalisasi yang berlaku secara umum. Sebelum melakukan penelitian terlebi dahulu menetapkan daerah tertentu yang akan dijadikan sasaran penelitian yang disebut populasi.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua eleman yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan populasi. Studi penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus (suharsimi arikunto, 2006:130)
Sedangkan menurut (sudarwan denim, 2000: 87), populasi adalah universum, dimana universum itu berupa orang, benda atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti. Menurut sugiyono dalam A.Aziz Alimul Hidayat (2009:60) menerangkan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah suatu kelompok individu atau penduduk atau unsure-unsur yang mamiliki kesamaan cirri-ciri yang merupakan sumber data yang diteliti dan hasilnya dianalisa. Populasi penelitian ini adalah 40 anak r di kota solo
2.      Sampel
Sample adalah sebagian yang diambil dari populasi yang menggunakan cara tertentu (sudjana, 1996:161). Sample merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi dalam A.Aziz Alimul Hidayat (2009:60). Dengan kata lain, semple adalah bagian dari seluruh anggota populasi yang akan diambil untuk mewakili populasi dalam sebuah penelitian sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan.
Maka berkenaan dengan pendapat tersebut yang menjadi sample dalam poenelitian ini adalah anak  kota solo.
D.    TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1.      Angket atau kuesioner
Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapat jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti (MArdais, 2002:67). Menurut agus riyanto (2011:130) angket merupakan cara pengumpulan data mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum, angket dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang  berupa formulir atau kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari subyek dalam arti laporan untuk pribadinya atau angketnya adalah model tertutup dan langsung, artinya jawaban dari pertanyaan tersebut sudah ada dan jawabannya itu tercermin dari subyeknya. Angket ini digunakan untuk mencari data tentang kepribadian dan tingkah laku anak di kota solo.
2.      Interview
Yaitu tehnik pengambilan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang di kerjakan dengan sistematik dan berlandaskan mpada tujuan penelitian.
            Metode ini di tujukan pada:
1.      Orang tua,sedangkan data yang ingin di peroleh adalah kondisi hubungan orang tua dan anak,kepribadian anak di rumah maupun di luar rumah,faktor-fatkor yang menjadikan kesibukan orang tua.
2.      Anak,sedangkan data yang ingin di peroleh dalah kebiasaan-kebiasaan anak di dalam dan luar rumah,bagaimana hubungannya anak dengan orang tua,dan lain-lain.
3.      TEKNIK ANALISIS DATA
Data yang telah terkumpul dianalisis secara statistic menggunakan uji korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Rxy       : koefisien validitas
x          : skor pernyataan tiap nomor
y          : skor total
N         : jumlh responden
Intertpretasi hasil dikatakan ada hubungan yang signifikan apabila rhitung > rtabel dengan tingkat signifikan <0,05. Interpretasi nilai r disusun berdasarkan pendapat Arikunto (2002) sebagai berikut;
0,8 – 1                         : tinggi
0,6 – 0,8          : sedang
0,4 – 0,6          : agak rendah
0,2 – 0,4          : rendah
0,0 – 0,2          : sangat rendah (tak berkorelasi)
Rumus korelasi product moment dari pearson digunakan jika kedua data yang dianalisa merupakan data yang masing-masing membentuk distribusi normal dan berskala interval (singgih, 2000)



























DAFTAR PUSATAKA
M ngalim purwanto,psikologi pendidikan:PT remaja rosdakarya,bandung1984.


Nana syaodih sukmadina,landasan psikologi proses pendidikan,: PT remaja rosdakarya,bandung, 2003








[1] M ngalim purwanto,psikologi pendidikan, bandung:PT remaja rosdakarya,1984,hal  140-163


[2] Nana syaodih sukmadina,landasan psikologi proses pendidikan, bandung: PT remaja rosdakarya,2003hal137
[3] M ngalim purwanto,psikologi pendidikan, bandung:PT remaja rosdakarya,1984,hal  140-163

4/25/2013

makalah tasawuf ahlaki


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Budha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar. Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun  pasir Arabia.
 Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan; dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari khalayak ramai. Mereka adalah orang yang berhati baik, pemurah dan suka menolong.
Hakekat tasawuf adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebutkan Alquran dan Hadits. "Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan orang yang memanggil jika Aku dipanggi
Dan dengan di buatnya makalah ini guna mendalami dan memahami kembali pemahaman pemahaman ajaran tasawuf khususnya tasawuf ahklaki, yang mana masih sangat kurang sekali di pahami oleh masyarak dan mahasiswa.



B.     Rumusan masalah
dan berdasarkan rumusan diatas maka pemakalah dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut;
1.      Pengertian tasawuf dan pengertian ahklak
2.      Pengertian tasawuf ahklaki
3.      Tokoh dan ajaran-ajaran tasawuf ahklaki.
























BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian tasawuf ahklaki
Tasawuf ahlaki,  jika di tinjau dari sudut bahsa arab merupakan bentuk frase dalam kaidah bahasa arab di kenal dengan sebutan  jumlah idhofah yaitu merupakan gabungan dua kata menjadi satu kesatuan makna yang utuh dan menentukan realitas yang khusus,yaitu kata tasawuf dan ahklak.
Kata tasawuf menurut kaidah ilmu shorof merupakan bentuk isim masdar yaitu tashowwufan yang artinya bisa membersihkan atau saling membersihkan, kata membersihkan merupakan kata kerja transitif  yang membutuhkan objek. Objek tasawwuf dalah ahklak manusia saling membersihkan merupakan kata kerja yang di dalamnya harus terdapat dua subyek yang aktif meberi dan menerima.
Kemudian ahklak  dalam konteks  agama adalah perangai, budi, adab atau tingkah laku. Kosepsi ajaran ahklak menurut islam adalah menuju perbuatan amal sholeh, yaitu semua perbuatan baik dan terpuji,berfaedah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang di ridhoi oleh Allah.
Jika kata tasawuf dengan kata ahlaki di satukan akan terbentuk sebua frase yaitu tasawuf ahklaki, secata etimologis tasawuf ahklaki ini bermakna membersihkan tingkah laku atau saling membersihkan tingkah laku, jika konteksnya dalah manusia, tingkah laku manusia menjadi sasarannya .tasawuf ini bisa di pandang sebagai sebuah tatanan dasar untuk menjaga ahklak manusia, atau dalam dalam bahasa sosialnya moralitas masyarakat.
Oleh karena itu tasawuf ahklaki merupakan kajian ilmi yang sangat memerlukan praktik untuk menguasainya.tidak hnya berupa teori sebagai sebuah pengetahuan akan tetapi harus terealisasi dalam perbutan manusia,supaya lebih mudah menempatkan posisi tasawuf dalam kehidupan masyarakat.
Tasawuf akhlaki merupakan gabungan antara ilmu tasawuf dan ilmu ahklak.ahklak hubungannya sangat erat dengan tingkah laku dan perbuatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan tempat tinggalnya.[1]
Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq.
 Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan mewujudkan akhlaq mahmudah[2]

B.     Tokoh dan ajaran ajaran tasawuf ahklaki

1.      Hasan Albasri
Nama lengkap Hasan Al-Bashri adalah Abu Sa’id Al Hasan bin Yasar.Ia seorang yang masyur dikalangan tabi’in.ia lahir di Madinah pada tahun 21 H/632 M dan wafat pada hari Kamis bulan Rajab tanggal 10 tahun 110 H/728 M.
Ajaran-ajarannya tentang kerohanian didasarkan pada Sunnah Nabi.
            Para sahabat nabi pun mengakui kebesaran hasan al basri,karir pendidikan hasan al basri di mulai di hijaz,kemudian ia pindah ke basrah dan memperoleh puncak keilmuannya di sana.
Ajaran-ajaran tasawufnya.
Ajaran-Ajaran tasawufnya  Hasan Al-Bashri adalah anjuran kepadanya setiaporang untuk senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakanseluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Ny
Dan ajarannya yaitu:
a. “Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada rasa tentram tapi yang menimbulkan rasa takut.”
b. “Dunia adalah negeri tempat beramal”
c. “Tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untuk mengerjakannya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita bermaksud untuk tidak mengulanginya lagi.”
d. “Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali ditinggalkan mati suaminya”.
e. “Orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore hari karena berada di antara dua perasaan takut”
f. “Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa mengancamnya, dan juga takut akan kiamat yang hendak menagih janjinya”
g“Banyak duka cita di dunia memperteguh semangat amal shaleh”
Sikap tasawuf Hasan Al-Bashri senada dengan sabda Nabi yang berbunyi:
“Orang yang selalu mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukannya adalah laksana yang orang duduk di bawah sebuah gunung besar yang senantiasa merasa takut gunung itu akan menimpa dirinya”.[3]
2. Al Muhasibi
Nama lengkapnya adalah abu abdillah Al Harits bin asad Al muhasibi (w 243 H). Ia di lahirkan di basrah irak tahun 165 H/781M dan meninggal di bahgdad irak tahun 243H/857M.Ia menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari keraguan yang dihadapinya.
Dia memandang bahwa jalan keselamatan hanya dapat ditempuh melalui ketakwaan kepadaAllah, melaksanakan kewajiban, wara’ dan meneladani Rasulullah.
1.       Pandangan Al Muhasibi tentang Ma’rifat
Menurut AL Muhasibi, ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang mendasarkan kepada kitab dan sunnah. Tahapan ma’rifat adalah sebagai berikut:
1.        Taat. Awal kecintaan kepada Allah SWT adalah taat, yaitu wujud konkret ketaatan hamba kepada Allah. Kecintaan kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan jalan ketaatan, bukan hanya sekedar pengungkapan semata. Implementasinya adalah memenuhi hati dengan sinar dan kemudian melimpah pada lidah dan anggota tubuh yang lain.
  1. Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari  oleh cahaya yang memenuhi hati merupakan ma’rifat selanjutnya.
  2. Pada tahap ketiga ini Allah menyingkapkan khazanah-khazanah keilmuan dan keghaiban kepada setiap orang yang telah menempuh kedua tahap di atas. Ia akan menyaksikan berbagai rahasia yang selamam ini disimpan Allah.
  3. Tahap keempat adalah apa yang dikatakan oleh sementara sufi dengan gana’ yang menyebabkan baqa’.
2.       Pandangan Al Muhasibi tentang Khauf dan Raja’
Khauf (rasa takut) dan raja’ (pengharapan) menempati posisi penting dalam perjalanan seseorang dalam membersihkan jiwa.
Menurut Al Muhasibi, pangkal wara’ adalah ketakwaan; pangkal ketakwaan adalah introspeksi diri (musabat Al nafs); pangkal instrospeksi diri adalah khauf dan raja’; pangkal khauf dan raja’ adalah pengetahuan tentang janji dan ancaman Allah; pangkal pengetahuan tentang keduanya adalah perenungan.
Khauf dan raja’ dapat dilakukan dengan sempurna bila berpegang teguh pada Al Qur-aan dan As Sunnah.
Sebagaimana penjelasan Al Qur-aan tentang surga dan neraka.
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, Sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.(Q.S. Adz Dzariyyat: 15-18)
 Raja’ dalam pandangan Muhasibi seharusnya melahirkan amal saleh. Inilah yang dilakukan oleh mukmin yang sejati dan para sahabat nabi, sebagaimana digambarkan oleh ayat:
¨Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi
3.      Al-Qusyairi
Nama lengkapnya adalah Abdul karim bin hawazin ia lahir tahun 376H di istewa,kawasan naisabur  dan wafat pada tahun 465H.
Disamping berguru pada mertuanya, abu ali ad daqoq  Imam Al-Qusyairy juga berguru pada para ulama lain. Diantaranya, Abu Abdurrahman Muhammad ibn al-Husain (325-412 H/936-1021 M), seorang sufi, penulis dan sejarawan. Al-Qusyairy juga belajar fiqh pada Abu Bakr Muhammad ibn Abu Bakr at-Thusy (385-460 H/995-1067 M, belajar Ilmu Kalam dari Abu Bakr Muhammad ibn al-Husain, seorang ulama ahli Ushul Fiqh. Ia juga belajar Ushuluddin pada Abu Ishaq Ibrahim ibn Muhammad, ulama ahli Fiqh dan Ushul Fiqh. Al-Qusyairy pun belajar Fiqh pada Abu Abbas ibn Syuraih, serta mempelajari Fiqh Mazhab Syafi’i pada Abu Mansyur Abdul Qohir ibn Muhammad al-Ashfarayain.
Al-Qusyairy banyak menelaah karya-karya al-Baqillani, dari sini ia menguasai doktrin Ahlusunnah wal Jama’ah yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy’ary (w.935 M) dan para pengikutnya. Karena itu tidak mengherankan, kalau Kitab Risalatul Qusyairiyah yang merupakan karya monumentalnya dalam bidang Tasawuf -dan sering disebut sebagai salah satu referensi utama Tasawuf yang bercorak Sunni-, Al-Qusyairy cenderung mengembalikan Tasawuf ke dalam landasan Ahlusunnah Wal Jama’ah.
 Dia juga penentang keras doktrin-doktri aliran Mu’tazilah, Karamiyah, Mujassamah dan Syi’ah. Karena tindakannya itu, Al-Qusyairy pernah mendekam dalam penjara selama sebulan lebih, atas perintah Taghrul Bek, karena hasutan seorang menteri yang beraliran Mu’tazilah yaitu Abu Nasr Muhammad ibn Mansyur al-Kunduri
Ajaran-Ajaran Tasawuf Al Qusyairi
Dalam karyanya Ar Risalah Al Qusyairiyyah, Al Qusyairi cenderung mengembalikan tasawuf ke atas landasan doktrin Ahlus Sunnah. Dalam ungkapannya, Al Qusyairi menolak para sufi syathahi, yang mengesankan terjadinya perpaduan antara sifat-sifat ketuhanan, khsususnya sifat terdahuluNya, dan sifat-sifat kemanusiaan, khususnya sifat baharuNya.
Selain itu dia mengecam keras para sufi yang gemar mempergunakan pakaian orang miskin, sedangkan tindakan mereka bertentangan dengan pakaian mereka.
            Dalam konteks berbeda, Al Qusyairi mengemukanan suatu penyimpangan lain dari para sufi, dengan ungkapan pedas.
“Kebanyakan para sufi yang menempuh jalan kebenaran dari kelompok tersebut telah tiada. Tidak ada bekas mereka yang tinggal dari kelompok tersebut kecuali bekas-bekas mereka.”
Dalam hal ini jelaslah bahwa Al Qusyairi adalah pembuka jalan bagi kedatangan Al Ghazali yang berafiliasi pada aliran yang sama, yaitu Al Asy’ariyyah, yang nantinya merujuk pada gagasan Al Qusyairi.[4]
4.      Al Ghozali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath Thust Asy Syafi’i Al Ghazali.Dia dipanggil Al Ghazali karena dilahirkan di Ghazlah. Iran pada yahun 1058 M. Dan meninggal pada tahun 505           H pada usia 54 tahun.
Karya-karyanya menunjukkan bahwa AL Ghazali merupakan seorang pemikir kelas dunia yang sangat berpengaruh. Di kalangan Islam sendiri banyak yang menilai bahwa dalam hal ajaran ia adalah seorang kedua yang paling berpengaruh sesudah rasulullah Saw.
Di kalangan Kristen abad tenha, pengaruh Al Ghazali merembes melalui filsafat Bonabentura.Banyak literatur yang menyebutkan tentang jaza-jasa Al Ghazali bagi peradaban Islam.
Ajaran Tasawuf Al Ghazali
Didalam tasawufnya, Al Ghazali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al Qur-aan dan sunnah Nabi. Ditambah dengan doktrin Ahlu Al Sunnah wa Al Jamaah. Dari paham tasawufnya, ia menjauhkan semua kecenderungan gnotis yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte Ismalilyah, aliran Syi’ah, Ikhwan Ash Shafa. Ia menjauhkan tasawufnya dari paham ketuhanan Aristoteles seperti emanasi dan penyatuan. Itulah sebabnya dapat dikatakan bahwa Al Ghazali benar-benar bercorak Islam.
Corak tasawufnya adalah psiko-moral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini dapat dilihat dari karya-karyanya seperti Ihya Ulum Al Din, Minhaj Al Abidin, Mizan Al Amal, Bidayah Al Hidayah, Mi’raj Al Salikin, Ayyuhal Walad. Oleh sebab itu, Al Ghazali mempunyai jasa besar dalam dunia Islam. Dialah yang memadkan antara ketiga keilmuan Islam, yakni tasawuf, fiqih dan ilmu kalam.
Al Ghazali menjadikan tasawuf sebagai sarana untuk beroalh rasa dan berolah jiwa, hingga sampai pada ma’rifat yang membantu menciptakan (sa’adah).
a.    Pandangan Al Ghazali tentang Ma’rifat
Menurut Al Ghazali, ma’rifat adalah mengetahui rahasia Allah dan pengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada. Alat memperoleh ma’rifat bersandar pada sir, qalb dan roh.
Ma’rifat seorang sufi tidak dihalangi oleh hijab, sebagaimana ia melihat si Fulan ada di dalam rumah  dengan mata kepala sendiri.  Jadi ma’rifat menurut AL Ghazali adalah ma’rifat yang dibangun atas dasar dzauq rohani dan jasyf ilahi. Ma’rifat seperti ini dapat dicapai oleh para khawash auliya tanpa melalui perantara atau langsung dari Allah, sebagaimana ilmu kenabian. Nabi mendapat ilmu Allah melalui perantara malaikat, sedangkan wali mendapat ilmu melalui ilham. Namun kedua-duanya sama-sama memperoleh ilmu dari Allah.
b.    Pandangan Al Ghazali tentang As Sa’adah
Menurut AL Ghazali, kelezatan dan kebahagiaan yang paling tinggi adalah melihat Allah (ru’yatullah). Kenikmatan qalb sebagai alat memperoleh ma’rifat terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan paling agung yang tiada taranya karena ma’rifat itu sendiri agung dan mulia.
Kenikmatan qolb sebagai alat memperoleh ma’rifat terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan paling agung yang tiada taranya karena ma’rifat itu sendiri agung dan mulia.Kelezatan dan kenikmatan dunia tergantung pada nafsu dan akan hilang setelah manusia mati, sedangkan kelezatan dan kenikmatan melihat Tuhan tergantung pada qalbu dan tidak akan hilang walaupun manusia sudah mati, hal ini karena  qalbu tidak ikut mati, malah kenikmatannya bertambah karena dapat keluar dari kegelapan menuju cahaya terang.
















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
 Dari segi linguistik tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana. Sikap yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak mulia yang mampu membentuk seseorang ke tingkat yang mulia. Tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ia dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan Ruhnya dapat bersatu dengan Ruh Tuhan. Al-Ghazali mengatakan bahwa tasawuf itu adalah tuntunan yang dapat menyampaikan manusia mengenal dengan sebenar-benarnya kepada Allah Swt.
            Tasawuf diciptakan sebagai media untuk mencapai maqashid al-Syar’i (tujuan-tujuan syara’). Karena bertasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti salat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya, yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. ibadah yang dilakukan itu erat kaitannya dengan akhlak. Dalam hubungan ini Harun Nasution bahwa ibadah dalam Islam erat sekali hubungannya dengan pendidikan akhlak. Ibadah dalam Alquran dikaitkan dengan takwa, dan takwa berarti melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan ajaran amar ma’ruf nahi munkar, mengajak orang pada kebaikan dan mencegah orang dari hal-hal yang tidak baik. Tegasnya orang yang bertakwa adalah orang yang berakhlak/berpribadi mulia.
           




DAFTAR PUSTAKA

Anwar rosihan. 2009. ahklak tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Nata M.A, Prof. Dr. H. Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,  cet. Kelima
M.sholihin. 2003. Tokoh sufi lintas zaman.Bandung: Pustaka Setia




  











           


[1] Rosihan anwar,ahklak tasawuf,(bandung pustaka setia2009)hlm 
[2] Nata M.A, Prof. Dr. H. Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003, cet. Kelima

[3] Rosihan anwar,ahklak tasawuf,(bandung pustaka setia2009)hlm 

[4]  M.sholihin.Tokoh sufi lintas zaman.bandung:pistaka setia 2003 hlm19-23