Halaman

12/31/2015

cerpen (aku bisa)



AKU BISA

Setelah lama hati ini dalam kebimbangan akhirnya Ku mantabkan pilihanku setelah istikhoroh panjangku, aku ingin kuliah di jawa, ya di jawa pulau yang katanya banyak orang-orang terpelajar, di bandingkan dengan di pulauku.dan itulah statemen yang sudah menjadi buah bibir di kalangan orang di Sumatra..
“ buk sony ingin sekolah di jawa buk,
Sontak membuat ibuku kaget
 “apa di jawa le?
“iya bu jawabku
“tapi le? Jawa itu jauh le, dengan siapa kamu mau kesana?
“Mau tinggal sama siapa kamu di sana le?
Ya ibu terus memberondongiku dengan alasan-alasan tentang kekawatirannya, ibuku sangat sayang kepadaku, dia tidak mau terjadi apa-apa kepadaku,dia takut kehilangan aku ,dan itulah gambaran tentang ibuku yang selalu memanjakanku, aku adalah anak terakhir di keluargaku aku tumbuh dengan segenap perhatiannya, sehingga aku  terkesan manja di mata orang, sony anak pemalu,sony anak yang manja,sony anak yang kuper dan itulah gambaran tentang aku di mata orang di sekelilingku,
Lama aku berfikir tentang segala sikapku selama ini, dan di situ ku temukan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi dalam diriku, diri seorang laki-laki yang kelak akan menjadi pemimpin, dan sejak saat itulah aku baru sadar aku harus berubah.
pagi-pagi aku sudah berada di terminal bersama ibu dan kakakku,dan ibuku hanya terdiam sepanjang pagi ini,matanya sembab ibuku masih belum rela anak bungsunya pergi jauh, ibuku terus memegangi tanganku erat,erat sekali..
            Dan setelah hampir setengah jam kami menunggu akhirnya bus yang kami tunggu-tunggu datang juga,aku mencoba berdiri namun ibuku semakin erat memegang tanganku,dan menatapku penuh harap aku tidak jadi pergi jauh,
            “bu..panggilku..
            “sony harus pergi bu..
            Ibu tetap diam
            “sony ingin jadi orang sukses bu, sony harus merubah diri sony, kalau sony tetap di sini selamanya sony akan terus tetap jadi seperti ini, menjadi laki-laki manja dan pemalu, dan aku terus meyakinkan ibuku agar ibuku bisa merelakanku pergi dan melepaskan tanganku,.
Dan akhirnya setelah mantab meyakinkan ibuku,di lepaskannya tanganku, kemudian ku cium tangannya sebagai penghormatan terakhir sebelum aku pergi
Bu” sony pamit,,, maafin sony kalau selama ini sony banyak salah sama ibu, sony berjanji akan baik-baik di sana,
“Iya le jawab ibuku parau,
“kamu baik-baik di sana ya le,
“kasih kabar kalau ada apa-apa di sana,
“Iya bu jawabku...
Mobil yang ku tumpangi pelahan mulai meninggalkan sosok ibuku yang terus melambai-lambai ke arahku dan juga kampung halamannku, begitu banyak kenangan manis telah terjadi di sini dan kini aku harus meninggalkannya berat tapi aku harus rela.
Mobil terus melaju kencang dan semakin kencang ku pandang di luar jendela nampak siluet-siluet pepohonan yang terus berganti seperti senyawa hidup yang terus menyambung.tiba-tiba aku di kagetkan oleh suara yang sepertinya memanggilku.
Kak,,kakak..kulihat seseorang membuntuti mobil yang aku tumpangi  dengan motor scopy...kak ....kakak.. dia terus memanggilku yang ku tahu ternyata dia adalah nita adik kelasku,dan akhirnya aku beranjak dan pergi menuju pintu belakang orang-orang di sebelahku panik dengan tingkahku yang tiba-tiba lari ke belakang, ada apa mas? ada apa mas? namun aku tidak menghiraukannya aku terus lari.
Aku sudah berada di pintu belakang ku lihat Mita dengan susah payah mengejar mobil yang aku tumpangi kak...sambil terus memanggilku..
“ada apa Mit,,,?, triakku...
“Ada apa Mit...?
Mita  mencoba mengatakan sesuatu
Namun Aku tidak bisa mendengar jelas apa yang dia katakan karna jarak kita masih sangat jauh...
“Yang keras..kakak tidak dengar Mit..
Mita  terus mengejar sambil terus mencoba mengatakan sesuatu kepadaku,, kak, kakak..
“ Mita...
“Iya Mita kenapa jawabku ...
“Mita sayang kakak..
Lesss suara itu bak angin segar menyelusup kedalam tulangku semilir dan pelahan hilang bersamaan hilangnya Mita dari pandanganku, selamat tinggal Mita.
***
Dua tahun sudah aku kuliyah di jawa tepatnya di kota solo, dan di IAIN lah  aku memilih untuk menjadi tempatku mendalami islam, di sini aku mengambil jurusan pendidikan agama islam,jurusan yang sebelumnya tidak pernah aku pikirkan masuk kedalamnya,
Entah  kenapa aku bisa memilih IAIN sebagai tempatku belajar, dan semua bermula dari pertemuanku dengan seorang yang bernama zain di terminal tertonadi,dia berassal dari riau dan dia juga sama sepertiku ingin belajar di pulau  jawa,
Waktu itu aku seperti orang kebingungan yang tak tahu arah tujuan, duduk sendiri,sambil mainan hp,aku ingin bertanya kepada seseorang tetapi aku takut, takut tidak bisa bahasa jawa dan akhirnya terdiam, namun Tiba-tiba Assalamualaikum..seseorang menjulurkan tangannya kepadaku
“waalaikum salam jawabku sambil menerima jabat tangannya...
“antum mau kemana akhi?
“aku terdiam, bingung, tidak menjawab, dia bertanya apa? Apakah itu bahasa jawa alus batinku,.
“maaf mas saya orang sumtra  saya tidak bisa bahasa jawa jawabku sedikt malu.,
“orang itu malah justru tersenyum ringan,
“itu bukan bahasa jawa akhi,,, itu bahasa arab campur indonesia,
“Artinya kamu mau kemana saudraku, sambil senyum..
“oh itu ..
“maaf saya juga tidak bisa bahasa arab, hehe aku tersenyum balik..
Gini mas saya dari sumatra ke solo sini mau kuliyah tapi bingung mau kuliyah dimana.
Dan setelah percakapan panjang malam itu akhirnya saya di ajak ke kontraan mas zain,dan ternyata dia sudah semeter tiga di di iain surakarta,dan dia juga yang menawariku untuk kuliyah di iain, dan setelah masuk di iain saya di kenalkan dengan unit kegiatan mahasiswa yaitu lembaga dakwah kampus,aku begitu kagum kepada mas zain, cara bicaranya, sikapnya, semunaya begitu asing bagiku tapi aku merasa nyaman dengannya,dia baik,sholeh pintar cepat akrab dengan seseorang dan akhirnya aku bergabung dengan lembaga dakwah kampus dengan bimbingan mas zain dan kakak di lembaga,aku di godok,di proses, suruh melakukan sesuatu yang itu tidak pernah aku lakukan sebelumnya,suruh menjadi MC dalam sebuah acara besar, berpidato, di depan khalayak ramai yang sifatnya itu berlainan dengan sifatku yang pemalu dan grogian, namun kakak-kakak di lembaga percaya aku bisa, kemudian di suruh jadi panitia di beri amanah tanggung jawab yang besar dan ternyata aku bisa dan di situlah sesuatu yang tidak pernah akan aku dapatkan ketika aku tetap berada di rumah, di sini aku di didik menjadi orang yang bertanggung jawab, berusaha sendiri, banyak bicara, membuat sebuah konsep, berat awal mulanya bagi seorang pemula  seperti saya ini, namun dengan dorongan dan bantuan dari kakak-kakak ternyata aku bisa.
Alhamdulillah Setelah dua tahun ini keilmuanku sedikit banyak sudah berkembang kajian demi kajian aku ikuti, rapat demi rapat aku jalani bahkan sapaan akhi ukhti sudah menjadi bahasa keseharianku hmm ternyata saya sudah menjadi seorang aktivis.
***
Kulihat di kalender,ternyata sehari lagi aku akan pulang ke kampung halaman, aku sangat rindu sekali, terutama kepada ibuku, hampir dua tahun aku tidak pulang semenjak keputusanku untuk kuliah di solo ini, dan sejak saat itu pula aku jarang sekali berkomunikasi dengan ibuku, dan tidak terasa besok aku akan kembali lagi ke kampung halamanku, ibu aku pulang..

            Tak genap tiga hari aku telah tiba di halamanku, mobil yang aku tumpangi berhenti di perempatan tidak jauh dari rumahku mungkin sekitar satu kilo jaraknya,akhirnya aku sampai juga di kampung halamanku, menyentuh aroma kampung halamanku yang begitu banyak menyimpan kenangan,dan kesan mendalam selama aku kecil, mulai dari menukik bola bermain dengan lumpur dan bermain layang-layang, aku berjalan menyusuri jalanan namun semuanya sudah nampak asing bagiku setelah ku tinggal dua tahun ini, banyak rumah-rumah baru yang berdiri ,dan ruko-ruko berjejer rapi di tepian jalan, namun aku tidak terlalu menghiraukannya yang ada di fikiranku ibu,iya ibu aku suadah kangen sekali dengan ibu. Aku bergegas menuju rumahku.
“Assalamualaikum...assalamualaikum..
“waalikum salam jawab ibuku sambil membuka pintu..
“ mau cari sapa mas ?
“bu..ini sony bu..
“sony.....? jawab ibuku keras
“ iya bu...
“ibuku langsung memeluk erat tubuhku
“sony akhirnya kamu pulang le,,serak suara ibuku  sambil terus memeluk erat tubuhku ibuku menangis sejadi jadinya ibu benar-benar kangen denganku,anak bungsu kesayangannya telah pulang dari rantau yang tak di kehendakinya. air mataku tak terbendungkan, aku juga menangis, ku peluk erat tubuh ibuku yang suadah tampak tidak muda lagi bahkan terlihat tua,
“maafkan sony bu,,suaraku parau
“sony baru bisa pulang sekarang 
“iya le.
Dan semua berakhir dramatis,ibu kaget bukan kepalang ketika saya pulang, karena memang sebelumnya aku tidak memberi tahu kalau aku mau pulang, dan ibupun juga kaget tidak mengenaliku waktu  pertama kali melihatku di depan pintu, pakek baju koko dan sedikit berkumis tipis.he
Sehari sudah aku di rumah dan berita tentang kepulanganku sudah menyebar luas ke seluruh penjuru kampung, sony pulang dari jawa, dan teman-temanku pun satu persatu datang kerumah sekedar ngobrol-ngobrol tanya kabar dan tak jarang juga menanyakan oleh-oleh, senang rasanya bertemu teman-teman sebaya, temen-temen main dulu, namun aku sedikit prihatin melihat teman-teman yang tidak melanjutkan kuliyah,dan hanya bekerja serabutan, dan lebih memperhatinkan lagi setelah mendengar cerita dari teman-teman bahwa akhlak orang orang di kampung ini baik tua maupun anak-anak sudah merosot tajam, banyak perjudian, minum-minuman keras, bahkan sudah banyak anak-anak gadis di kampungku sudah hamil duluan sebelum menikah, aku hanya beristighfar...ya alloh sudah segitu parah kah?
Suasana hening mengiringi dzikir orang-orang yang baru saja sholat isya, akupun berdzikir sambil berdoa lalu kemudian aku lanjutkan dengan sholat  rawatib sesuadah isya, setelah selesai aku duduk menunggu sholat tarawih di mulai, tiba-tiba sony kamu ceramah ya? DEG,,,aku kaget bukan kepalang. apa? Ceramah? Badanku gemetar hebat aku tak bisa ceramah, aku belum pernah sekalipun ceramah di kampungku,badanku berat lidahku kelu tak bisa menerima atau menolak, oke di kampus mungkin aku sering tausiyah di liqoan atau di p3kmi tapi di sini? Aku belum pernah, aku malu ketika harus berceramah di depan temen-temanku, tetanggaku, dan tentunya juga orang tuaku, aku terdiam lama membayangkan hal-hal terburuk ketika nanti berdiri di depan sana,,
“gimana son? Tanya pak rohmad selaku takmir masjidnya..
Aku masih terdiam,..
“Mau ya son? Kebetulan ini orang yang jadwalnya tausiyah sedang pergi sambung pak rohmad.
“tanpa sadar lidahku menjawab “iya pak” 
Aku maju di hadapan jamaah sholat tarawih berdiri di atas mimbar dan ku lihat jamaah memadati ruanagn masjid yang  jumlahnya ratusan, banyak sekali, hatiku bergemuruh hebat, ya alloh tolonglah hambamu ini, dan suara-suara pun mulai terdengar dari jamaah baik yang laki-laki maupun yang perempuan, yang ceramah sony,yang ceramah sony, di susul jamaah yang putri yang saling mengintip dari balik hijab pembatas laki-laki dan perempuan.dan batinku pun tambah tidak karuan, aku grogi..
Tak lama akhirnya aku mulai dengan salam pembuka yang kemudian di jawab gemuruh oleh jamaah sekalian,..
Ayat demi ayat aku bacakan dan hadis demi hadis aku sampaikan dan semuanya mengalir begitu saja dari bibirku,semua tersampaikan begitu indah dan lantang,orang-orang terdiam takjub mendengarkannya, orang yang selama ini dia kenal pendiam, pemalu, manja, kini menjadi sosok yang begitu luar biasa, laksana singa podium mengaum dengan menawan, orang-seorang seolah tersihir dengan kata-katanya menganguk-nganguk sambil terus fokus mendengarkannya, dan suara lantunan ayatnya menuntun bibir-bibir jamaah terus menyebut alloh,....alloh....alloh....
Hampir seminggu aku berada di rumah dan tak jarang aku selalu di minta kembali untuk bertausiah,baik itu dalam khutbah jumat maupun tausiah untuk para pemuda pemudi di kampung,
Orang-orang begitu heran dengan perubahanku meraka seoalah tidak percaya bahwa aku sudah tumbuh menjadi pemuda yang luar biasa, dari seorang anak pemalu dan manja yang dulu suka mintak gendong, suka menangis kini  bisa berubah drastis menjadi seperti sekarang ini.
Yah itulah yang kurasakan, semua ini berkat pertolongan alloh dan usaha keras dan bantuan dari teman-teman dan kakak-kakak di LDK membimbing mendidikku sehingga aku bisa berubah seperti saat ini.
Tidak berhenti di situ, satu hari menjelang iedul firti aku di mintak langsung oleh kepala desa untuk bisa mengisi ceramah iedul fitri,dan tanpa ragu aku pun mengiyakannya, akhirnya cita-cita ku akan tercapai juga kata hati ku, mengingat kembali masalaluku ketika dulu aku pernah sangat ingin berdiri di singgah sana berpidato di hadapan ribuan orang.dan akhirnya besok akan tercapai..
Allohuakbar..allohuakbar a walilla hilham...
Ku buka dengan lafad tabir dua kali lau ku sambung dengan kata pembuka dan di lanjutkan dengan ayat dan hadis dan isi dari ceramahku. ku keluarkan semua suaraku, lantang dan keras menggelora di lapangan masjid di kampungku.
Setelah sholat ied selesai akupun langsung pulang, sendir jalan kaki, di tengah jalan banyak orang-orang menyapa,dan mengajak bersalaman yah inilah suasana lebaran banyak orang yang saling mintak maaf dan berjabat tangan saling mengunjungi rumah satu ke rumah lainnya dan itulah lah tradisi di kampungku,.
Aku sudah sampai di depan rumahku ,namun langkah kakiku terhentikan oleh suara yang memanggilku dari belakang.
“ assalamualaikum kak shoon...
“akupun segera membalikkan badanku seraya membalas salamnya..
“waailaikum salam..
Ku dapati tepat di hadapanku wanita berkrudung besar berwarna biru, aku tidak kenal siapa dia, pandangannya menunduk kebawah sehingga tak terlihat jelas siapa wanita ini.
“ afwan siapa ya? Tanya ku
“saya Mita  kak.suranya lirih..
DEG,,,
Mita ...???
    

                                                                                    Oleh: kak shoone