Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan
manusia,karena dengan adanya pendidikan akan terbentuk manusia yang terampil
dan berkualitas. Sehingga mampu bersaing dengan manusia lainya. Pendidikan
merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak lepas dari kehidupan semua orang.
Seiring dengan meningkatkan dunia pendidikan.hal yang harus dilakukan oleh
dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif,
mampu memecahkan persoalan – persoalan yang aktual dan mampu menghasilkan
teknologi baru merupakan perbaikan dari sebelumnya.
Pendidikan tersebut dapat diperoleh dengan cara belajar. Semakin banyak belajar maka semakin banyak juga ilmu yang akan kita peroleh. Belajar memerlukan suatu proses yang nantinya akan memberikan output. Pengetahuan atau pendidikan yang kita dapatkan dari kebiasaan belajar, bisa menjadi alat ampuh dalam membantu kita mengambil keputusan yang berkualitas. Dengan kemampuan yang selalu disempurnakan, kita menjadi lebih bijak dalam melihat suatu permasalahan, karena bisa melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas.
Pendidikan tersebut dapat diperoleh dengan cara belajar. Semakin banyak belajar maka semakin banyak juga ilmu yang akan kita peroleh. Belajar memerlukan suatu proses yang nantinya akan memberikan output. Pengetahuan atau pendidikan yang kita dapatkan dari kebiasaan belajar, bisa menjadi alat ampuh dalam membantu kita mengambil keputusan yang berkualitas. Dengan kemampuan yang selalu disempurnakan, kita menjadi lebih bijak dalam melihat suatu permasalahan, karena bisa melihat permasalahan dari sudut pandang yang lebih luas.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku
individu. Belajar bukanlah hanya sekedar aktivitas yang sedang terjadi pada
diri individu, akan tetapi terjadi atas usaha individu sendiri dengan cara
mengolah informasi yang ada dan menerapkanya.
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
proses belajar itu terjadi karena antara interaksi antara seseorang dengan lingkungan.
Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan ,ketrampilan ,atau sikapnya. Apabila proses belajar itu diselanggarakan secara formal disekolah – disekolah ,tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan , ketrampilan, maupun sikap.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penyusun makalah yang berjudul “ Proses Belajar “.
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
proses belajar itu terjadi karena antara interaksi antara seseorang dengan lingkungan.
Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan ,ketrampilan ,atau sikapnya. Apabila proses belajar itu diselanggarakan secara formal disekolah – disekolah ,tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan , ketrampilan, maupun sikap.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penyusun makalah yang berjudul “ Proses Belajar “.
Metode mengajar
1.
Metode
ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan ajar dengan komunikasi
dengan lisan. Metode ceramah sangat efektif untuk keperluan penyampaian
informasi dan pengertian. Dan sedangkan kelemahannya adalah bahwa siswa
cenderung pasif,pengaturan kecepatan secara klasikal di tentukan oleh
pengajar,kurang cocok untuk pembentukan ketrampilan dan sikap,dan cenderung
menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir.
2.
Metode
tanya jawab
Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan penting
sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat yaitu
meningkatkan pertisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,membangkitkan
minat rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang di bicarakan.
3.
Metode
diskusi
Diskusi adalah suatu proses penglihatan dua atau lebih individu
yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka membahas mengenai
tujuan atau sasaran tertentu melalui tukar- menukar informasi mempertahan kan
pendapat atau pemecahan masalah.
4.
Metode
kerja demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang seorang guru
mendemonstrasikan atau memperlihatkan kepada seluruh siswa tentang suatu
proses. Contohnya proses pembuatan kue,
proses mengatur kebersihan ruangan,proses mengerjakan suatu pekerjaan dan
lain-lain.
A. Konsep Belajar Mengajar
Guru merupakan figur
yang sentral dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugas institusional dalam
proses belajar mengajar, karena di tangan para guru terletak kemungkinan
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan di sekolah yang berkaitan
dengan masa depan karier para peserta didik yang menjadi tumpuan harapan para
orang tua. Oleh karena itu setidaknya seorang guru memiliki tugas-tugas pokok
antara lain: mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
membimbing kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain para guru mampu
menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya dengan memahami dengan seksama hal-hal
yang bertalian dengan proses belajar mengajar, sebagai berikut:
a) Aspek siswa, seorang guru harus memahami segala
karakteristik perbedaan yang ada pada diri peserta didik, guna mencapai
tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan para peserta didik.
b) Aspek tujuan, yaitu apa yang akhirnya diharapkan
tercapainya setelah adanya kegiatan belajar mengajar, yang diaplikasikan ke
dalam kegiatan yang terencana dan dapat dievaluasi (terukur).
c) Aspek guru, sebagai figur pendidik seyogyanya dalam proses belajar
mengajar selalu mengusahakan terciptanya situasi yang mengarah pada proses pengalaman
belajar (learning experience) pada diri siswa, dengan mengerahkann
segala sumber (learning resources) dan menggunakan strategi belajar
mengajar (teaching-learning strategy) yang tepat (appropriate).
Dari sini timbul suatu pemahaman bahwa terjadinya perilaku belajar pada
siswa dan perilaku mengajar pada guru tidak berlangsung dari satu arah (one
way system) melainkan terjadinya secara timbal balik (interaktif, two
way traffic system) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama.
Setidaknya minimal ada
tiga komponen yang harus dipahami oleh guru dalam rangka pencapaian dari
perubahan-perubahan dari hasil proses belajar mengajar, yaitu:
a) Hakikat atau konsep dasar serta terjadinya perilaku
belajar pada diri siswa.
b) Kriteria dan cara merumuskan tujuan belajar
mengajar (instruksional) dalam bentuk yang operasional yang dapat dipandang
sebagai manifestasi hasil perilaku belajar siswa yang secara langsung dapat
diamati (observasi) dan dapat dievaluasi atau diukur (measurable).
c) Karakteristik utama, termasuk segi-segi kebaikan
dan kelemahannnya, dari beberapa model strategi belajar mengajar yang umum,
serta kriteria yang dapat dipergunakan untuk memilihnya bagi keperluan
penggunaannya.
B. Mengidentifikasi Perilaku Hasil Belajar
Dari rangkaian interaksi
proses belajar mengajar, diharapkan dapat mengarah pada pemaknaan yang sama
atas dasar tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu pemaknaan
mengidentifikasikan perilaku hasil belajar sangat penting dilakukan. Proses
perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman
tertentu (Hilgard, 1948 dalam Makmun, S.A, 2004).
Dasar dari tujuan
interaksi dalam proses belajar mengajar baik dari siswa maupun dari guru
merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarah pada suatu aktivitas
dari kedua belah pihak. Dengan demikian, kriteria keberhasilan dari rangkaian
keseluruhan proses interaksi belajar mengajar tersebut hendaknya ditimbang atau
dievaluasi pada tercapai tidaknya tujuan dari belajar mengajar tersebut yang
dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan-perubahan pada perilaku dan pribadi
siswa. Dengan kata lain siswa dapat dikatakan belajarnya berhasil kalau ia
telah mengalami perubahan-perubahan setelah menjalani proses belajar tersebut
pada perilaku dan pribadinya.
Secara implisit
mengidentifikan perilaku hasil belajar dapat dilihat dari adanya beberapa
karakteristik sebagai berikut:
a) Perubahan intensional, yaitu dalam arti pengalaman
atau praktik atau latihan itu dengan sengaja dan didasari dilakukannya dan
bukan secara kebetulan; dengan demikian perubahan karena kemantapan dan
kematangan atau keletihan karena penyakit tidak dipandang sebagai perubahan
hasil belajar.
b) Perubahan bersifat positif, sesuai seperti yang
diharapkan yang bersifat normatif atau kriteria keberhasilan baik dipandang
dari segi siswa seperti tingkat kemampuan dan bakat, tugas perkembangan, dan
sebagainya. Maupun dari segi guru yakni tuntutan masyarakat sesuai dengan
tingkatan standar kulturalnya.
c) Perubahan bersifat efektif, yaitu membawa pengaruh
dan maknna tertentu bagi siswa itu sendiri yang relatif tetap dan setiap saat
diperlukan dapat dipergunakann seperti dalam memecahkan masalah (problem
solving), baik dalam diri, dalam kehidupan sehari-hari dan dalam rangka
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
C. Menjelaskan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses
Belajar
Dalam praktiknya,
proses belajar yang dialami oleh diri siswa tentunya tidak terlepas dari
beberapa faktor yang turut mendukung efektifitas belajar itu sendiri. Secara
fundamental menurut Dollar dan Miller, 1970 (Makmun, S.A 2004) efektifitas
perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:
a) Adanya motivasi (drives), dari siswa yang
bersangkutan. Artinya siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want
something).
b) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue),
siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something).
c) Adanya usaha (response), siswa harus
melakukan sesuatu (the learner must do something).
d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement)
siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).
Drs.j.j
hasibun Dip.Ed.&DRS. Moejiono,proses belajar mengajar.PT remaja rosdakarya
bandung 2006,hal13-32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar